Senin, 16 Desember 2013

  • 05.46
  • Onesty
GROUP DINAS UPT PENDIDIKAN KECAMATAN CISEENG
POCI (PERSATUAN OPERATOR CISEENG INDONESIA)


MEMO

Dari    :  KangPrabu/ Deden Mulyana Mulya via Facebook (POCI: Persatuan Operator Ciseeng Indonesia)

Untuk : Seluruh Sekolah Jajaran DInas Pendidikan Kecamatan Ciseeng
Status : tertanggal 11 Desember Pukul 10:12 WIB (Waktu Indonesia bagian Barat)

Info    :
Data yang perlu dipersiapkan untuk tanggal 16/12/2013 dilaporkan , calon peserta UN/USM, Rekan2 Operator juga agar membawa copy KTP dan Kartu keluarga (KK) Peserta UN. dan untuk copy KTP sejumlah smua anggota keluarga yang tertera pada Kartu keluarga tersebut. masing2 3 rangkap.

terimakasih.

Ttd. Ka UPT Kec. Ciseeng

HJ.NURAHMAT,SE.M.Pd

Selasa, 10 September 2013

Apabila Engkau ingin berargumen dalam satu tema maka hendaknya dilakukan dengan penuh ETIKA dan cara terbaik yang jauh dari sikap bersuara keras dan hendak menjatuhkannya.

Apabila gurumu keliru dalam satu hal, dan engkau ingin menunjukkan letak kesalahannya, maka janganlah engkau mengatakan, "Engkau Salah" atau ungkapan sejenisnya, dan janganlah engkau senang dengan kesalahannya akan tetapi pastikan permasalahan itu, dan hendaknya peringatanmu kepadanya dengan ungkapan terindah atau dengan isyarat lembut yang memungkinkan gurumu mengetahui kesalahannya tanpa engkau menyesakkan hatinya.

jagalah adab menuntut ilmu terhadapnya, jangan sampai engkau memotong pembicaraannya atau engkau sibuk sendiri ketika ia memulai pelajarannya.

Jika engkau dapatkan kasih sayang, dan engkau dapatkannya terus menerus maka peliharalah adab berbicara kepada gurumu,

jika ia memulai pembicaraan maka jangan engkau lanjutkan, jika ia menunjukkan hal yang mengagumkan maka kagumlah, jika ia melucu maka tersenyumlah, dan jika ia memberikan kesimpulannya maka tampakkan kegembiraan dan sikap - sikap lain yang memancing kecintaan dan membuang jauh kebosanan dan kekasaran.

Kemudian suatu keniscayaan bagi para guru untuk memperhatikan sisi perasaan yang tulus dan pengaruhnya, agar hubungan mereka dengan murid - muridnya seperti hubungan seorang ayah dengan anaknya.

Wahai guru, jika engkau ingin murid - muridmu menyukaimu maka cintailah mereka. Jika engkau harapkan mereka memperlakukanmu layaknya seorang ayah maka perlakukan mereka layaknya anakmu. karena karakteristik dasar para pelajar adalah mereka mau menyukai orang yang berusaha menyukai mereka, mereka menurut kepada orang yang berbuat baik dan lembut kepada mereka, dan menyambut mereka dengan keceriaan dan senyuman.

Selama pelajar tidak merasakan bahwa gurunya mencintainya dan mengharapkan kebaikan kepadanya maka ia tidak akan bersedia belajar kepadanya, sekalipun ia yakin bahwa kebaikan ada pada gurunya.

KEBAIKAN MANAKAH YANG MUNGKIN DAPAT MENJADI SEMPURNA TANPA ADA CINTA?


Selasa, 14 Mei 2013

Guru dan murid merupakan masyarakat ini mewakili golongan terbesar, sebab mayoritas berada di antara posisi pengajar atau pelajar, atau bahkan sedang memerankan fungsi tersebut. Tidak dipungkiri jika bidang ini menjadi kancah paling memungkinkan untuk bertemu, mempengaruhi dan memberi manfaat baik secara individu maupun untuk ummat.

Kendati demikian, engkau temukan bahwa bahasa perasan nyaris terkubur pada diri sebagian orang - orang yang bergabung dalam kancah besar ini. Engkau lihat sebagian pelajar kurang memberi penghargaan kepda gurunya. Engkau dapati sebagian mereka melepaskan lisannya untuk mencaci dan mencela para gurunya, banyak dari mereka yang tidak sopan dalam berinteraksi, tidak mengajukan pertanyaan, tidak menerapkan etika pelajar secara umum, mungkin sering terlambat datang dalam mengikuti pelajaran, atau menyibukkan gurunya dengan pertanyaan - pertanyaan yang hanya dimaksudkan untuk memojokkannya, atau memalingkan wajahnya dari guru saat ia menyampaikan pelaajran, atau sibuk sendiri dengan koran dan buku sementara gurunya mengetahui apa yang sedang ia kerjakan.

Inilah fenomena yang mengesankan bahwa orang yang melakukan perbuatan seperti ini adalah orang yang tidak mengetahui hak -hak ilmu dan tidak beradab dengan pemiliknya. sementara itu dalam waktu yang sama  ia merapuhkan ikatan kasih sayang antara guru dan muridnya.

Dipihak lain, engkau temukan beberapa guru yang sangat kasar dan keras di luar batas kewajaran, engkau lihat ia tidak peduli dengan murid - muridnya, ia tidak berbicara dengan mereka kecuali dengan ungkapan - ungkapan mengejek, merendahkan dan kasar.

Seperti yang diceritakan oleh Syaikh Muhammad Thahir bin Absyur tentang beberapa pendidik masa sekarang yang memberikan "pelajaran" kepada anak - anak kecil, dan berbicara kepada mereka dengan nada marah,

"Wahai anak - anak burung tempat sampah, 
hasil dari kenistaan, bacalah 


Dan kalian tidak membaca kecuali sihir dan kebatilan 

semoga Allah bebas dari kalian secepatnya, bukan nanti
(Alaisa as-Shubhu bi Qarib, ibnu Asyur hl. 65)

Bukan ungkapan seperti ini untuk menggiring unta dungu, dan tidak pula seperti ini hubungan antara murid dengan gurunya. Apabila pendidikan berlangsung dengan cara ini, maka apa jadinya potret generasi yang terdidik dengan interaksi yang seperti ini?!!...

Karenanya, alangkah baiknya bagi siswa (pelajar) untuk menghormati dan menghargai para gurunya, sekalipun menurutnya mereka ini belum mumpuni.

Wahai para pelajar, ambillah kebaikan yang ada pada gurumu, lalu tugasmu adalah memberi masukkan, mendo'akan dan memujinya. Jika tidak maka tidak ada sedikitpun hak bagimu untuk mencela dan mengkritiknya.

bersambung....

Rabu, 08 Mei 2013

Beberapa yang menyebabkan perilaku durhaka,

Tidak mendidik anak secara Islam

Anak - anak tidak mengetahui hak - hak orang tua

Perselisihan dalam keluarga

Teman yang berakhlak buruk

Menuruti Istri secara berlebihan

Berlebih - lebihan dalam memanjakan anak - anak dan menyediakan segala fasilitas yang mewah dalam mendidik anak - anak

terkadang, sebagian anak yang tumbuh dalam lingkungan Islami, selalu menghafal al-Qur'an dan hadir dalam majlis - majlis ilmu, tetapi ia juga berbuat durhaka kepada orang tua.

Keutamaan dan hak seorang ibu sangat besar, melebihi hak semua makhluk di dunia, kecuali Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

sebagian anak menganggap harta warisan melebihi hak berbakti kepada ibunya, terutama sepeninggal ayahnya.

kadang kala, hak - hak psikologis seorang anak yang tidak terpenuhi dapat menimbukan perilaku durhaka pada dirinya, terutama sekali jika kedua orang tuanya selalu bertengkar.

Keadaan fakir, miskin dan yatim

Tidak mendidik anak secara Islam

Tidak mungkin anak - anak akan menghormati dan berbakti kepada orang tua mereka, jika tidak dididik dengan baik, bahkan tidak mungkin anak - anak mendo'akan mereka.
Apabila para orang tua tidak pernah mengajarkan akhlak dan perilaku Islami kepada anak - anak mereka pada masa kecil, lalu bagaimana mungkin anak - anak mereka akan mendo'akan orang tuanya ketika besar nanti?!.
Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam sangat memperhatikan hal itu, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ayyub bin Musa, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, 
"Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih baik daripada akhlak yang baik". (HR. at-Tirmidzi).

Anak - anak tidak mengetahui hak - hak orang tua


Hal ini mempunyai peran yang sangat besar tidak terlaksananya hak - hak orang tua. mungkin disebabkan karena mereka tidak terdidik oleh orang tua pada masa kecilnya.

Perselisihan dalam keluarga

Apabila kedua orang tua selalu bertengkar, saling tuduh antara suami istri, suami tidak menghormati istri, dan begitu juga sebaliknya, maka berkuranglah rasa hormat anak - anak terhadap kedua orang tua mereka. karena ayah mempunyai fisik yang kuat dan anak - anak takut jika ia memukul mereka, maka anak - anak tidak bisa memperlihatkan sikap tidak menghormati ayah mereka. Lain halnya dengan ibu karena ia bersikap lembut dan sayang terhadap anak - anak, sehingga anak - anak lebih berani untuk menentang dan tidak berbakti kepadanya, serta mengeraskan suara di hadapan ibunya. Bahkan dalam keadaan keluarga yang dipenuhi pertengkaran antara ayah dan ibu, terkadang seorang ayah menyuruh anak - anak untuk menentang dan durhaka kepda ibunya. Naudzu billahi mindzaalik.

Teman yang berakhlak buruk

Karena teman yang berakhlak buruk mempunyai peran yang sangat besar dalam menjadikan anak berakhlak buruk dan durhaka kepada kedua orang tua, karena seserong akan selalu meniru sikap temannya. Sebagaimana diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa rasulullah shalalahu 'alaihi wasallam bersabda, 
"Seseorang itu tergantung dengan agama temannya, maka hendaklah setiap kalian meliyhat siapa temannya". (HR. at-Tirmidzi, ia mengatakan, "Hadits ini hasan Gharib").

Menuruti Istri secara berlebihan 

Sebagian orang - semoga Allah memberikan petunjuk kepada mereka - Setelah menikah ia sangat menuruti istri mereka sehingga ia tidak melakukan sesuatu, kecuali atas izin istri, begitu juga, berbakti kepada orang tua harus selalu atas izin istrinya.

Berlebih - lebihan dalam memanjakan anak - anak dan menyediakan segala fasilitas yang mewah dalam mendidik anak - anak

Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab anak durhaka kepada orang tua. Orang yang bijaksana tidak akan mendidik anaknya seperti itu, tetapi akan mendidik dengan tegas, diiringi kelembutan dan kasih sayang sesuai dengan batasnya. Oleh karena itu, ia memanjakan anaknya dan bersikap tegas sesuai dengan tempatnya, sehingga, tidak harus selalu memanjakan mereka dan bersikap tegas setiap waktu.

terkadang, sebagian anak yang tumbuh dalam lingkungan Islami, selalu menghafal al-Qur'an dan hadir dalam majlis  - majlis ilmu, tetapi ia juga berbuat durhaka kepada orang tua.

Apabila hal ini terjadi, berarti ada kesalahan dalam mendidik, seperti perselisihan keluarga, kekerasan dalam pendidikan, atau orang tua tidak berbuat adil kepada anak - anaknya, semua hal tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan akhlak anak ketika dewasa kelak. Bahkan mungkin anak akan durhaka kepada orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua harus berhati - hati dalam masalah tersebut, dan jangan merasa tenang, karena bisa jadi hal itu menyebabkan timbulnya perilaku atau sikap durhaka dari anak - anak.

Keutamaan dan hak seorang ibu sangat besar, melebihi hak semua makhluk di dunia, kecuali Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

Meskipun demikian, seorang ibu yang bijaksana janganlah memanfaatkan keutamaan itu, dengan memberikan ....

sebagian anak menganggap harta warisan melebihi hak berbakti kepada ibunya, terutama sepeninggal ayahnya.

kadang kala, hak - hak psikologis seorang anak yang tidak terpenuhi dapat menimbukan perilaku durhaka pada dirinya, terutama sekali jika kedua orang tuanya selalu bertengkar.

Keadaan fakir, miskin dan yatim

Unordered List

Sample Text

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Verval SP

Japodadik

Sireal

Lapor BOS

Sirkas

Sirkas
Link Sirkas

PUPNS

PUPNS
Link PUPNS

Peta

Haram Merokok

Haram Merokok

e-Formasi

e-Formasi
Link e-Formasi

Daftar Blog Saya

Data Referensi

GIS

PIP

VIP

NISN

Verval PD

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget

Video

ini sumber lhoo