Rabu, 24 September 2014

pada pekerjaan operator untuk mengisi nilai online pada alamat http://sd.datadik.info/
Bila kita perhatikan seperti gambar di bawah ini
djbr1
apa yang kita lihat pada gambar di atas yang ditunjukkan tanda panah, apakah tidak lebih baik kita ganti kode DJBR0232499 tersebut dengan nama sekolah?
mari kita mulai dengan cara:
1. Masukkan user dan password serta chapta kemudian login sebagaimana gambar berikut:
djbr01
Maka setelah kita login DJBR02+(2 kode rayon)+(3 Kode sekolah) kemudian memasukkan password (setiap awal semester biasanya kode kembali default) lalu masukkan chapta atau disebut dengan kode pengaman dan ingat kembali bahwa kode pengaman tersebut berlaku pula KETENTUAN huruf besar dan kecilnya. setelah terisi semua klik tombol Login. maka akan masuk seperti gambar awal di atas..
2. selanjutnya untuk mengganti nama yang kita maksud sebagaimana judul maka kita harus membuka beberapa jendela pada program/ aplikasi/ sistem yang telah kita masuki. selanjutnya kita lihat pada gambar yang ditunjukkan panah merah
djbr1
3. lalu akan tampil gambar
DJbr02
4. menjadi
djbr03
Pada username yang berlist kuning adalah kode dasar dan tidak dapat diubah, sedangkan pada nama Lengkap merupakan kode sebuah sekolah yang dapat diubah sesuai yang dikehendaki, misalnya kita ganti menjadi nama sekolah, maka isikan dengan nama sekolah, atau nama operator maka isikan dengan nama operator.
kemudian lengkapi apa yang belum kita lengkapi seperti email dan nomor telepon, settelah semua terisi lanjutkan klik tombol simpan.
5. lalu logout sebagaiman tanda panah pada gambar berikut
 djbr1
6. setelah logout maka kerjakan kembali langkah 1, kemudian lihat hasil maka akan berubah
djbr3

Senin, 22 September 2014

Dampak buruk televisi bagi anak kian diyakini oleh para pakar kesehatan. Penelitian terbaru menyimpulkan bahwa televisi secara mendasar tidak baik bagi perkembangan otak bayi. Hal ini diungkapkan oleh sejumlah dokter spesialis yang dimuat dalam majalah kedokteran di Jerman, Neu Isenburg, awal pekan ini.

Bahkan, acara khusus televisi dan DVD rancangan khusus bagi bayi yang mengklaim dapat meningkatkan perkembangan otak secara nyata lebih membawa pengaruh buruk bagi perkembangan otak bayi,” Demikian pernyataan dokter ahli yang dimuat dalam majalah tersebut. Bayi, lanjutnya, mengalami gangguan

‘belajar’ akibat televisi, demikian laporan ilmuwan yang mengacu kepada daya kerja otak yang merupakan penelitian Profesor Manfred Spitzer dari Ulm ini.

Menurut Manfred Spitzer, bayi tak dapat memproses rangkaian dari tampilan benda maupun suara dari televisi. Spitzer mengatakan bahwa dalam satu penelitian di Amerika Serikat, sekelompok bayi yang memiliki kisaran umur sembilan hingga 12 bulan dibacakan cerita dalam bahasa Cina. Sementara, sekelompok bayi lainnya mendengarkan cerita yang sama dari sebuah televisi.
Bayi-bayi dari kelompok pertama dalam waktu dua bulan berselang dapat mengenali suara dalam bahasa Cina. Namun, kelompok dua yang melulu hanya mendengarkan dan melihat tampilan layar di televisi tidak mempelajari apa pun dari yang dilihatkan di televisi.

Dampak buruk televisi ternyata tak hanya sampai di situ saja. Para peneliti otak mengatakan bahwa letak televisi yang salah dapat berbahaya apabila seorang dewasa membacakan cerita bagi bayinya.
Satu penelitian lainnya melibatkan 1.000 keluarga yang memiliki bayi dengan kisaran usia delapan bulan hingga 16 bulan. Kesimpulannya, jika bayi secara berkala dibacakan cerita, maka anak-anak tersebut mengenali atau mengetahui jumlah kata delapan persen lebih banyak dari rata-rata. Sebaliknya, jumlah perbendaharaan kata anak-anak yang banyak melihat acara “Baby TV” atau DVD yang khusus diperuntukkan bagi bayi adalah 20 persen lebih rendah dari jumlah kata yang dimiliki anak-anak secara rata-rata.

Kamis, 18 September 2014

  • 14.31
  • Onesty
Koreg hilang, bingung instalasi Dapodik? mo nanya malu, nyari – nyari di kompi dah gak ada, terus kalo gak mau nanya, gak mau nyari bagaimana cara mencari dan mendapatkannya, lantas waktu keburu habis…. hadeeeuuuh, gimana nih.

tapi ternyata memang fasilitas sudah menjamin semuanya dan ternyata pula kebijakan memang selalu mendominasi kehidupan ini (hanya bagi pemilik kebijakan yang ingin baik yaach).

Hanya dengan waktu sesingkat mungkin kita bisa mendapatkan nomor Koreg yang kita inginkan bila memang telah kita tinggalkan dan lupakan, so habis ngapalinnya sungguh terlalu, yaa kalo memang sampe hapal.. mantaps dah tuh orang IQ-nya entah berapa….. cckckcck kita cuma ngucapin selamat anda beruntung.

lantas gimana nih… kita bisa mendapatkan Koreg yang telah dilupakan tersebut karena kita orang maklumlah awam….
---
begini caranya…. tapi ingat yaach kelanjutan post ini untuk syncron juga yaach!…
waah mantaps dong (ketika orang baca yang dia belum juga bisa syincron) perhatiin aah.

caranya!
- Di browser yang kita mo buka Applikasi dapodik offline seperti gambar berikut
brow
kemudian setelah kita masukkan alamat (tulisan merah) sebagaimana letak ujung panah (merah) kemudian klik enter pada keyboard, maka akan tampil gambar seperti di bawah ini.
OFfline 2
setelah itu klik pada sinkronisasi
jika setelah anda klik sinkroniasasi lalu sistem bertanya akan koneksi anda yang belum terhubung maka lanjutkan saja, karena memang melakukan pengunduhan file yang memiliki kode koreg yang kita butuhkan adalah dengan TANPA JARINGAN atau disebut dengan OFFLINE.

Maka secara “otomatis” akan terunduh file YANG KITA BUTUHKAN yakni file yang berisi KOREG, seperti FDMDCXXXX_sync_to_server.syc karakter berupa (A-Z, 1-0) di depan _sync_to_server.syc merupakan koreg yang kita miliki.

selanjutnya terserah anda, mo mengirim via pemilik kebijakan atau selanjutnya anda upload langsung ke system….. sebagaimana post berikut

selamat mengerjakan semoga bermanfaat.

Minggu, 14 September 2014

  • 08.53
  • Onesty
setelah kita menampilkan dan mencari PTK (Pendidik dan Tenaga Kependidikan) seperti pada post sebelumnya klik disini maka kita akan ditampilkan sebagaimana gambar berikut:
sesion

pada gambar di atas terdapat keterangan – keterangan yang dibutuhkan oleh si pencari dan sesuaikan dengan kebutuhan.
selanjutnya kita akan melihat Detail PTK ditampilkan untuk menampilkan data PTK yang diperlukan sebagaimana gambar di bawah ini
xa

selanjutnya scroll (gulung) kebawah dengan menggunakan mouse pada scroll bar yang lain dari scroll bar browser yang tepat berada di samping scroll bar broswer, sehingga menemukan gambar berikut
xaa

kemudian klik cetak dan siapkan kertas dengan ukuran A4 pada printer,
semoga dapat membantu. terima kasih atas perhatiannya.
  • 08.26
  • Onesty
Login pada browser dengan alamat klik di sini sebagaimana tampilan gambar berikut
padamu
kemudian cari tombol sebagaimana gambar disamping  dengan cara menggeser scroll bar ke bawah atau gunakan “PgUp” pada keyboard komputer atau laptop atau netbook
tombol
maka akan tampil halaman seperti gambar di bawahi ni
tampilan pencarian pendidik & tenaga kependidikan
Kemudian silahkan isi pada kolom teks sesuai yang dibutuhkan dengan cara:

1. Jika nama yang kita input maka nama ini secara umum tidak bisa secara spesifik ditampilkan karena banyaknya nama yang hampir sama, sekaligus kita harus mengisi nama kabupaten/ kota, tapi itupun jika terdapat nama yang sama dalam 1 kabupaten maka akan ditampilkan nama – nama yang sama tersebut sehingga memilih untuk mencarinya hingga menemukan dan perhatikan NUPTK di bawah nama tersebut atau lihat sekolah di baris nama tersebut.

2. Jika NUPTK yang kita input maka akan langsung data tersebut ditampilkan karena secara dasar NUPTK tidak dimiliki oleh 2 orang atau lebih. sehingga mengisi NUPTK dapat mudah dilakukan meskipun text input dibawahnya tidak diisi.

3. Jika PegId yang kita input hasilnya akan sama seperti ketika menginput NUPTK.
4. Jika menginput pada textinput pertama dengan isian NPSN, maka hasilnya akan menampilkan seluruh PTK di satu Unit kerja yang memiliki NPSN tersebut. sehingga menginput NPSN dalam kolom tersebut sangat mudah dan lebih baik, karena seperti NUPTK tidak ada NPSN yang sama/ kembar atau lebih tanpa menginput Kolom text di bawahnya.

Semoga bermanfaat

Jumat, 12 September 2014

  • 22.09
  • Onesty
himbauan1
  • 15.28
  • Onesty
adv-kitab-padamu-smal

Kamis, 04 September 2014

Pernahkah kita menghardik anak dengan kalimat seperti, “Papa/Mama tidak suka bila kamu begini/begitu!” atau “Papa/Mama tidak mau kamu berbuat seperti itu lagi!” Namun kita lupa menjelaskan secara rinci dan dengan baik, hal2 atau tindakan apa saja yang kita inginkan. Anak tidak pernah tahu apa yang diinginkan atai dibutuhkan oleh orang tuanya dalam hal berperilaku. Akibatnya anak terus mencoba sesuatu yang baru.

Dari sekian banyak percobaan yang dilakukannya, ternyata selalu dikatakan salah oleh orang tuanya. Hal ini mengakibatkan mereka berbalik untuk dengan sengaja melakukan hal2 yang tidak disukai orang tuanya. Tujuannya untuk mrmbuat orang tuanya kesal sebagia bentuk kekesalan yang juga ia alami (tindakannya selalu salah di hadapan orang tua).

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Sampaikanlah hal2 atau tindakan2 yang kita inginkan atau butuhkan pada saat kita menegur mereka terhadap perilaku atau hal yang tidak kita sukai.Komnikasikan secara intensif hal atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan. Dan pada waktunya, ketika mereka sudah megalami dan melakukan segala hal atau perilaku yang kita inginkan atau butuhkan , ucapkanlah terimakasih dengan tulus dan penuh kasih sayang atas segala usahanya untuk berubah.

Sumber
“Adik, jangan naik ke atas meja! nanti jatuh dan nggak ada yang mau menolong!”
“Jangan ganggu adik, nanti Mama/Papa marah!”

Dari sisi anak pernyataan yang sifatnya melarang atau perintah dan dilakukan dengan cara berteriak tanpa kita beranjak dari tempat duduk atau tanpa kita menghentikan suatu aktivitas, pernyataan itu sudah termasuk ancaman. Terlebih ada kalimat tambahan “….nanti Mama/Papa marah!”

Seorang anak adalah makhluk yang sangat pandai dalam mempelajari pola orang tuanya; dia tidak hanya bisa mengetahui pola orang tuanya mendidik, tapi dapat membelokkan pola atau malah mengendalikan pola orang tuanya. Hal ini terjadi bila kita sering menggunakan ancaman dengan kata-kata,namun setelah itu tidak ada tindak lanjut atau mungkin kita sudah lupa dengan ancaman-ancaman yang pernah kita ucapkan

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Kita tidak perlu berteriak-teriak seperti itu. Dekati si anak, hadapkan seluruh tubuh dan perhatian kita padanya. tatap matanya dengan lembut, namum perlihatkan ekspresi kita tidak senang dengan tindakan yang mereka lakukan. Sikap itu juga dipertegas dengan kata-kata, “Sayang, Papa/Mama mohon supaya kamu boleh meminjamkan mainan ini pada adikmu. Papa/Mama akan makin sayang sama kamu.” Tidak perlu dengan ancaman atau teriaka-teriakan. Atau kita bisa juga menyatakan suatu pernyataan yang menjelaskan suatu konsekuensi, misal “Sayang, bila kamu tidak meminjamkan mainan in ke adikmu,Papa/Mama akan menyimpan mainan ini dan kalian berdua tidak bisa bermain. MAinan akan Papa/Mama keluarkan, bila kamu mau pinjamkan mainan itu ke adikmu. Tepati pernyataan kita dengan tindakan.

Sumber
Awalnya anak-anak kita adalah anak yang selalu mendengarkan kata-kata orang tuanya, Mengapa? KArena mereka percaya sepenuhnya pada orang tuanya. Namun, ketika anak beranjak besar, ia sudah tidak menuruti perkataan atau permintaan kita? Apa yang terjadi? Apakah anak kita sudah tidak percaya lagi dengan perkataan atau ucapan-ucapan kita lagi?

Tanpa sadar kita sebagai orang tua setiap hari sering membohongi anak untuk menghindari keinginannya. Salah satu contoh pada saat kita terburu-buru pergi ke kantor di pagi hari, anak kita meminta ikut atau mengajak berkeliling perumahan. Apa yang kita lakukan? Apakah kita menjelaskannya dengan kalimat yang jujur? Atau kita lebih memilih berbohong dengan mengalihkan perhatian si kecil ke tempat lain, setelah itu kita buru-buru pergi? Atau yang ekstrem kita mengatakan, “Papa/Mama hanya sebentar kok, hanya ke depan saja ya, sebentaaar saja ya, Sayang.” Tapi ternyata, kita pulang malam. Contah lain yang sering kita lakukan ketika kita sedang menyuapi makan anak kita, “Kalo maemnya susah, nanti Papa?Mama tidak ajak jalan-jalan loh.” Padahal secara logika antara jalan-jalan dan cara/pola makan anak, tidak ada hubungannya sama sekali.

Dari beberapa contah di atas, jika kita berbohong ringan atau sering kita istilahkan “bohong kecil”, dampaknya ternyata besar. Anak tidak percaya lagi dengan kita sebagai orang tua. Anak tidak dapat membedakan pernyataan kita yang bisa dipercaya atau tidak. akibat lebih lanjut, anak menganggap semua yang diucapkan oleh orang tuanya itu selalu bohong, anak mulai tidak menuruti segala perkataan kita.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Berkatalah dengan jujur kepada anak. Ungkapkan dengan penuh kasih dan pengertian:

“Sayang, Papa/Mama mau pergi ke kantor. Kamu tidak bisa ikut. Tapi kalo Papa/Mama ke kebun binatang, kamu bisa ikut.”

Kita tak perlu merasa khawatir dan menjadi terburu-buru dengan keadaan ini. Pastinya membutuhkan waktu lebih untuk memberi pengertian kepada anak karena biasanya mereka menangis. Anak menangis karena ia belum memahami keadaan mengapa orang tuanya harus selalu pergi di pagi hari. Kita harus bersabar dan lakukan pengertian kepada mereka secara terus menerus. Perlahan anak akan memahami keadaan mengapa orang tuanya selalu pergi di pagi hari dan bila pergi bekerja, anak tidak bisa ikut. Sebaliknya bila pergi ke tempat selain kantor, anak pasti diajak orang tuanya. Pastikan kita selalu jujur dalam mengatakan sesuatu. Anak akan mampu memahami dan menuruti apa yang kita katakan.

Sumber

Sewaktu anak kita masih kecil dan belajar jalan tidak jarang tanpa sengaja mereka menabrak kursi atau meja. Lalu mereka menangis. Umumnya, yang dilakukan oleh orang tua supaya tangisan anak berhenti adalah dengan memukul kursi atau meja yang tanpa sengaja mereka tabrak. Sambil mengatakan, “Siapa yang nakal ya? Ini sudah Papa/Mama pukul kursi/mejanya…sudah cup….cup…diem ya..Akhirnya si anak pun terdiam.

Ketika proses pemukulan terhadap benda benda yang mereka tabrak terjadi, sebenarnya kita telah mengajarkan kepada anak kita bahwa ia tidak pernah bersalah.

Yang salah orang atau benda lain. Pemikiran ini akan terus terbawa hingga ia dewasa. Akibatnya, setiap ia mengalami suatu peristiwa dan terjadi suatu kekeliruan, maka yang keliru atau salah adalah orang lain, dan dirinya selalu benar. Akibat lebih lanjut, yang pantas untuk diberi peringatan sanksi, atau hukuman adalah orang lain yang tidak melakukan suatu kekeliruan atau kesalahan.

Kita sebagai orang tua baru menyadari hal tersebut ketika si anak sudah mulai melawan pada kita. Perilaku melawan ini terbangun sejak kecil karena tanpa sadar kita telah mengajarkan untuk tidak pernah merasa bersalah.

Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan ketika si anak yang baru berjalan menabrak sesuatu sehingga membuatnya menangis?

Yang sebaiknya kita lakukan adalah ajarilah ia untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi; katakanlah padanya (sambil mengusap bagian yang menurutnya terasa sakit): ” Sayang, kamu terbentur ya. Sakit ya? Lain kali hati-hati ya, jalannya pelan-pelan saja dulu supaya tidak membentur lagi.”

Sumber

Unordered List

Sample Text

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Verval SP

Japodadik

Sireal

Lapor BOS

Sirkas

Sirkas
Link Sirkas

PUPNS

PUPNS
Link PUPNS

Peta

Haram Merokok

Haram Merokok

e-Formasi

e-Formasi
Link e-Formasi

Daftar Blog Saya

Data Referensi

GIS

PIP

VIP

NISN

Verval PD

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget

Video

ini sumber lhoo