SEBUAH PERKARA AGUNG YANG DILALAIKAN BANYAK KALANGAN PENGAJAR DAN PENDIDIK. yaitu membangun dan menanamkan prinsip mengkikhlaskan ilmu dan amal untuk Alloh.
Ini merupakan perkara yang tidak dipahami banyak orang, karena jauhnya mereka dari manhaj ROBBANI.
DEMI ALLOH, berapa banyak ilmu yang bermanfaat dan amal - amalan yang mulia untuk UMMAT, namun pemiliknya tidak emdnapat bagian manfaat darinya sedikitpun dan pergi begitu saja bersama hembusan angin bagaikan demu yang beterbeangan.
yang demikian itu disebabkan karena pemiliknya tidak mengikhlaskan ilmu dan amal merka serta tidak menjadikannya di jalan ALLOH.
TUJUAN Mereka bukan untuk emmberikan manfaat kepada saudara - saudara mereka kaum MUSLIMIN dengan ilmu dan pengetahuan serta amal - amalan tersebut. TUJUAN mereka hanya semata meraih KEHORMATAN atau KEDUDUKAN dan yang sejenisnya. karena itu sangat layak bila amalan - amaln tersebut pergi begitu saja bagaikan debu yang beterbangan.
Ya Benar, adakalanya mereka itu emdnapatkan manfaat dnegan ilmu dan pengetahuan mereka di dunia, berupa sanjungan, pujian dan sejenisnya, tetapi ujung -ujungnya bermuara kepada kesirnaan.
Barangkali hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Rodhiallohu anhu melukiskan makna tersebut.
"Dan seorang laki - laki yang belajar dan emgnajarkan ilmu serta membaca al-Qur'an, lalu ia didatangkan dan Alloh mengingatkan nikmat - nikmat-Nya (kepadanya) dan diapun mengenalnya. Alloh berfirman, "Apa yang kamu lakukan padanya?" dia berkata, "saya belajar ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur'an demi Engkau, Alloh berfirman, "Kamu berdusta, akan tetapi kamu belajar ilmu supaya dikatakan alim, kamu membaca al-Qur'an supaya dikatakan Qari, dan itu telah dikatakan," kemudian diperintahkan agar dia diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam api Neraka... " (HR. Muslim dalam kitab al-Imarah, an-Nasa'i dalam al-Jihad, Ahmad dalam baqi' musnad Mukhsirin, dan at-Tirmdzi dalam az-Zuhd).
karena itu semestinya bagi para pendidik dan pengajar agar menanamkan sifat ikhlas dalam ilmu dan amal untuk Alloh pada DIRI ANAK DIDIKNYA, juga sifat mengahfap pahala dan ganjaran dari Alloh. Kemudian jika setelah itu ia memperoleh sanjungan dan pujian dari manusia, itu adalah anugerah dan nikmat dari Alloh, dan bagi Alloh-lah segala pujian.
Ibnu Rajab rahimahullah, berkata," Adapun jika dia melakukan sebuah amalan, murni untuk Alloh, kemudian Alloh melemparkan pujian baik baginya di hati orang - orang Mukmin dengan hal itu, lalu dia merasa senang dengan anugerah dan rahmat Alloh serta merasa gembira dengannya, maka hal itu tidak mengapa baginya. Poros dari semua itu adalah niat dan niat tempatnya adalah di dada, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Alloh.
"Katakanlah, jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu menampakkannya, pasti Alloh mengetahuinya" (QS. ali-Imran: 29)
Maka bagi siapa yang niatnya murni untuk Alloh, hendaklah berbahagia dengan pengabulan amalnya dan ganjaran pahala dari Alloh.
--
Dari Umar bin al-Khaththab radhiallohu anhu, berkata. Saya pernah mendengar Rosululloh shalallohu 'alaihi wasallam bersabda,
"sesungguhnya amalan itu hanyalah tergantung niatnya, setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena motivasi dunia yang hendak dicapainya ATAU lantaran seorang wanita untuk dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya" (HR. Mutafaq Alaih)
==================
Kesimpulan:
- Merupakan KEWAJIBAN bagi seorang pengajar untuk menanamkan hakikat ikhlas pada diri anak didiknya.
- seorang pengajar harus menyertakan hakikat tersebut semenjak awal dan terus - menerus mengingatkannya.